Liturgi Ibadah Senin, 24 Maret 2025

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on telegram
Telegram

“DIBASUH UNTUK MEMBASUH”

PERSIAPAN IBADAH

  • Pelayan mempersiapkan diri dan berdoa bersama.
  • Civitas akademika mengambil saat teduh dan mempersiapkan diri untuk beribadah kepada Tuhan.

PANGGILAN BERIBADAH (diiringi dengan instrumen musik rohani yang lembut)

P     : Jemaat yang dikasihi Tuhan, terpujilah Tuhan yang penuh kasih dan anugerah, yang telah membasuh segala dosa kita dan menghantar kita untuk berada dalam persekutuan yang indah ini. Betapa besar kasih-Nya yang tanpa batas, yang rela merendahkan diri demi menyelamatkan kita dari dosa dan membawa kita kepada kehidupan yang baru di dalam-Nya. Marilah kita mengarahkan seluruh hati, pikiran, dan keberadaan kita hanya kepada Tuhan, Allah yang kita sembah. Dia adalah sumber kehidupan, kasih, dan pengampunan yang sejati. Saat ini, kita diundang untuk masuk dalam hadirat-Nya yang kudus, membiarkan hati kita tersentuh oleh kemuliaan-Nya, dan merasakan kehangatan kasih-Nya yang mengalir dalam setiap nafas kehidupan kita. Yesus, Tuhan kita, telah menunjukkan kasih-Nya yang sempurna dengan merendahkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, bahkan rela membasuh kaki murid-murid-Nya sebagai tanda kasih dan pelayanan yang sejati.  Mari kita datang dengan hati yang penuh syukur dan kerinduan untuk berjumpa dengan Tuhan, dan dengan kesediaan untuk diubahkan oleh firman-Nya. Karena itu, dengan satu hati, mari kita memasuki Ibadah Minggu Sengsara dengan sujud menyembah kepada-Nya dan menyatukan suara untuk melantunkan madah yang indah bagi-Nya. (Pembakaran lilin sebagai simbol Minggu Sengsara)

NKB 3:1,3 “TERPUJILAH ALLAH”

Terpujilah Allah, hikmat-Nya besar,
begitu kasih-Nya ‘tuk dunia cemar,
sehingga dib’rilah Putra-Nya Kudus
mengangkat manusia serta menebus.

Ref.:

Pujilah, pujilah! Buatlah dunia bergemar,
bergemar mendengar suara-Nya.
Dapatkanlah Allah demi Putra-Nya,
b’ri puji pada-Nya sebab hikmat-Nya.

Tiada terukur besar hikmat-Nya;
penuhlah hatiku sebab Anak-Nya.
Dan amatlah k’lak hati kita senang,
melihat Sang Kristus di sorga cerlang.

P     : Ibadah Senin pagi ini berlangsung di bawah tema “Dibasuh untuk Membasuh” sebagai pengingat bahwa  Tuhan Yesus  telah membasuh segala dosa kita agar kita juga dapat mengikuti teladan-Nya tentang kerendahan hati.

(Jemaat berdiri)

“BAGAIKAN BEJANA”

Bagaikan bejana siap dibentuk
Demikian hidupku di tangan-Mu
Dengan urapan kuasa Roh-Mu
Ku dibaharui selalu

Jadikanku alat dalam rumah-Mu
Inilah hidupku di tangan-Mu
Bentuklah s’turut kehendak-Mu
Pakailah sesuai rencana-Mu

Ku mau s’perti-Mu Yesus
Disempurnakan s’lalu
Dalam setiap jalanku
Memuliakan nama-Mu

VOTUM DAN SALAM

P     : Ibadah Keluarga Besar Civitas Akademika Unkriswina saat ini ditahbiskan dalam pengakuan bahwa pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, yang memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya, dan tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Kasih karunia dari Allah Tritunggal menyertai kita sekalian.

P&J: Amin.

(Jemaat duduk)

LITANI DIBASUH UNTUK MEMBASUH

(diiringi dengan instrumen musik rohani yang lembut)

P     : Ya Tuhan yang penuh kasih, kami datang ke hadirat-Mu dengan hati yang penuh penyesalan.  Dalam keheningan jiwa, suara hatiku berbisik lirih, memantulkan bayangan dosa yang kian menghitam. Setiap denyut jantung seperti menghitung noda, yang telah kutoreh pada jubah putih kebenaran-Mu. Betapa banyak dosa yang kami lakukan dalam hidup ini. Langkah-langkah kami meninggalkan jejak noda di tanah yang Kau kuduskan. Nafas-nafas kami menghamburkan bisikan-bisikan dusta ke udara yang Kau ciptakan. Tangan-tangan kami yang seharusnya merangkul sesama, justru terulur menggapai tahta keegoisan. Kadang kami tidak memaknai arti pengorbanan-Mu di kayu salib untuk membasuh dosa kami. Merah darah-Mu yang menetes, lebih berharga dari permata termahal, tetapi kami tidak memaknainya dengan sungguh. Mahkota duri yang menghiasi kepala-Mu, lebih tajam dari sembilu terhujam, tetapi kami sering memalingkan wajah, seolah itu hanya kisah yang berlalu. Ampunilah kami, ya Tuhan.

J      : ( Menyanyi KJ 29:1 “Di Muka Tuhan Yesus” )

Di muka Tuhan Yesus betapa hina diriku.

Kubawa dosa-dosaku di muka Tuhan Yesus.

P     : Ya Tuhan yang penuh kasih, Engkau telah memberikan teladan bagi kami tentang kerendahan hati. Berlutut di hadapan para murid, membasuh kaki-kaki berdebu dengan tangan yang kelak akan tertikam paku. Namun seringkali keangkuhan menggodai hidup kami, membisikkan bahwa kami terlalu berharga untuk berlutut, terlalu suci untuk menyentuh kaki yang kotor. Di manakah kami ketika Engkau berseru, “Sudah selesai?” Apakah kami masih terlelap dalam mimpi kemuliaan semu? Ketika tirai Bait Suci terbelah, apakah hati kami juga terbelah oleh penyesalan ataukah tetap sekeras batu yang tidak mengenal tangis? Ya Bapa, kami tersungkur di hadapan kemurahan-Mu yang tak berbatas. Seperti embun pagi yang membasuh kelopak bunga layu, siramilah jiwa kami yang kering. Seperti ombak yang terus-menerus mencium pantai, meski pantai tak pernah membalasnya, demikianlah kasih-Mu yang tiada henti bagi kami yang sering tidak tahu berterima kasih. Basuhilah kami, ya Tuhan, hingga ke sudut-sudut jiwa yang paling gelap. Biar darah-Mu yang suci menerobos masuk ke celah-celah keraguan, ke relung-relung ketakutan, ke lorong-lorong keputusasaan. Dan ketika kami telah dibasuh, jadikanlah kami seperti kain putih yang siap membasuh luka sesama. Tolonglah kami mengikuti teladan-Mu.

J      : ( Menyanyi KJ 29:2 “Di Muka Tuhan Yesus” )

Di muka Tuhan Yesus tersungkur kar’na dosaku,

kubuka kerinduanku di muka Tuhan Yesus.

P     : Ya Tuhan, ketika hari ini kami masih diberi kehidupan, nafas demi nafas yang mengalir dalam diri kami adalah anugerah yang tak ternilai. Tolonglah agar kami meneladani teladan yang telah Kau berikan, teladan Kristus yang rela menanggalkan jubah kemuliaan-Nya dan mengambil rupa seorang hamba. Beri kami kerendahan hati dalam hidup ini menghadapi segala peristiwa. Ketika keberhasilan datang, jangan biarkan kami melupakan dari mana sumber kekuatan kami. Ketika pujian menghampiri, jangan biarkan kami terlena dalam pesona sementara. Ketika tepuk tangan menggema, jangan biarkan kami tuli akan bisikan-Mu yang lembut. Jangan biarkan kesombongan mewarnai keberadaan kami, status kami, jabatan kami. Betapa mudahnya kami menilai sesama berdasarkan apa yang mereka miliki, bukan siapa mereka sebenarnya. Betapa cepatnya kami membangun tembok pemisah antara “kami” dan “mereka”, seakan lupa bahwa di mata-Mu, kami semua adalah butiran tanah liat yang sama. Hari ini kami berkomitmen untuk melangkah dalam kerendahan hati. Seperti embun yang turun diam-diam menyegarkan rumput-rumput kecil, biarlah hidup kami membawa kesegaran bagi mereka yang terpinggirkan. Seperti akar yang tersembunyi dalam tanah tetapi menopang pohon besar, biarlah kami bekerja tanpa perlu dikenal tetapi tetap memberi kehidupan. Apapun pendidikan kami, jabatan kami, status kami, kami tetap memiliki kerendahan hati untuk tidak membeda-bedakan sesama, untuk merangkul dan menolong sesama. Karena segala pencapaian duniawi hanyalah titipan sementara, segalanya akan memudar seperti kabut pagi yang lenyap ketika matahari semakin tinggi. Ajarilah kami untuk melihat dengan mata-Mu, mengasihi dengan hati-Mu, melayani dengan tangan-Mu. Ketika kami tergoda untuk meninggikan diri, ingatkan kami akan salib-Mu yang rendah tetapi membawa keselamatan tertinggi. Ketika kami tergoda untuk menuntut dilayani, ingatkan kami akan perjamuan terakhir ketika Engkau berlutut membasuh kaki para murid. Dalam kefanaan hidup ini, hanya satu hal yang bertahan hingga kekekalan: kasih yang dinyatakan dalam kerendahan hati. Maka jadikan kami aliran sungai kerendahan hati-Mu yang mengalir ke dunia yang haus akan teladan yang benar. Amin.

“OH TUHAN PIMPINLAH LANGKAHKU”

Oh Tuhan pimpinlah langkahku

Ku tak b’rani jalan sendiri

Serta-Mu itulah doaku

Ajarku merendahkan diri

Menurut Firman-Mu s’tiap hari

Jadikan pelita dalam g’lap

Mencari domba yang sesat

Itulah kerinduan jiwaku

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN

  • Doa Epiklese
  • Pembacaan Alkitab: Yesaya 13:12-15
    (diakhiri dengan mengatakan: Demikianlah Firman Tuhan. Diberkatilah setiap orang yang membaca, merenungkan, dan memelihara Firman Tuhan dalam hidupnya. Haleluya.”)
  • J      : ( Menyanyi “Haleluya” ♫) Haleluya.. Haleluya.. Haleluya..
  • Khotbah
  • Pujian dari Ibu Tri

DOA SYUKUR & SYAFAAT

PERSEMBAHAN

P      : Jemaat yang diberkati Tuhan, marilah kita membawa persembahan kepada Tuhan sebagai ungkapan syukur atas kasih dan pemeliharaan-Nya dalam hidup kita. Persembahan yang kita bawa bukanlah sekadar ritual, melainkan wujud nyata dari hati yang bersyukur dan pengakuan bahwa segala yang kita miliki berasal dari Tuhan. Mari kita membawa persembahan dengan sukacita, sambil mengingat betapa besar berkat yang telah Tuhan limpahkan dalam hidup kita.

KJ 439:1,2 “BILA TOPAN K’RAS MELANDA HIDUP-MU”

Bila topan k’ras melanda hidupmu,

bila putus asa dan letih lesu,
berkat Tuhan satu-satu hitunglah,

kau niscaya kagum oleh kasih-Nya.

Ref.:

Berkat Tuhan, mari hitunglah,

kau ‘kan kagum oleh kasih-Nya.
Berkat Tuhan mari hitunglah,

kau niscaya kagum oleh kasih-Nya.

Adakah beban membuat kau penat,

salib yang kaupikul menekan berat?
Hitunglah berkat-Nya, pasti kau lega

dan bernyanyi t’rus penuh bahagia!

Ref.:

PENGUTUSAN DAN BERKAT

(Jemaat berdiri)

P      : Jemaat yang dikasihi Tuhan, kita telah bersama merenungkan makna sejati dari “Dibasuh untuk Membasuh” dalam ibadah hari ini. Teladan Kristus yang rela berlutut membasuh kaki para murid-Nya bukan hanya sebuah kisah, tetapi panggilan bagi kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita meninggalkan tempat ibadah ini, biarlah kita membawa kerendahan hati Kristus ke dalam setiap langkah kita. Kita telah dibasuh oleh pengorbanan-Nya yang sempurna dan kini kita dipanggil untuk membasuh kaki sesame, bukan dengan air, melainkan dengan kasih, pengampunan, dan pelayanan yang tulus. Dunia di luar sana tidak memerlukan kesombongan kita, dunia memerlukan tangan-tangan yang siap membasuh, hati yang siap mengampuni, dan jiwa yang siap merendahkan diri seperti teladan Yesus Kristus. Untuk itu, arahkanlah hatimu dan terimalah berkat Tuhan. “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah Bapa dalam persekutuan dengan Roh Kudus akan senantiasa menuntun, meneguhkan, dan menyertaimu dari sekarang sampai selama-lamanya.”

J      : ( Menyanyi “Amin” ) Amin.. Amin.. Amin.. 

KJ 370:1,2 ”KUMAU BERJALAN DENGAN JURUS’LAMATKU”

Ku mau berjalan dengan Jurus’lamatku
di lembah berbunga dan berair sejuk.
Ya, ke mana juga aku mau mengikut-Nya.
Sampai aku tiba di neg’ri baka.

Ref.:

Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus;
‘ku tetap mendengar dan mengikut-Nya.
Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus;
ya, ke mana juga ‘ku mengikut-Nya!

Ku mau berjalan dengan Jurus’lamatku
di lembah gelap, di badai yang menderu.
Aku takkan takut di bahaya apa pun,
bila ku dibimbing tangan Tuhanku.

Ref.:

TIM PELAYANAN KAMPUS MENGUCAPKAN,
“SELAMAT MENGASIHI, TUHAN SANG CINTA MERENGKUH KITA!”

PUSAT PELAYANAN KEROHANIAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA SUMBA
Jl. R. Suprapto No. 35, Waingapu 87113, Sumba Timur – NTT
Telp. (0387) 62392-93, 2564146; fax. (0387) 62644; e-mail: kerohanian@unkriswina.ac.id