“MELAWAN KEKERASAN TANPA KEKERASAN”
PERSIAPAN IBADAH
- Pelayan mempersiapkan diri dan berdoa bersama.
- Civitas akademika mengambil saat teduh dan mempersiapkan diri untuk beribadah kepada Tuhan.
PANGGILAN BERIBADAH (diiringi dengan instrumen musik rohani yang lembut)
P : Jemaat yang dikasihi Tuhan, tanpa terasa kita telah berada di Minggu Sengsara yang ke-7. Di tengah-tengah perayaan Minggu Sengsara ini kita senantiasa menemukan narasi kekerasan dalam hidup, hampir ruang aman menjadi sulit ditemukan. Semua kondisi membuat kita merenung apa sesungguhnya yang terjadi. Dalam perenungan Minggu Sengsara kita diundang untuk mengingat sebuah momen di Taman Getsemani, tempat di mana kegelapan malam bercampur dengan kekelaman jiwa, ketika Sang Juruselamat berhadapan dengan pengkhianatan, kekerasan, dan ketidakadilan. Di tengah bayang-bayang pohon zaitun, Yesus menunjukkan kepada kita cara menghadapi kekerasan yang sungguh paradoks. Saat murid-Nya mencabut pedang melawan penangkapan-Nya, Ia berkata, “Sudahlah, itu cukup!” Dan dengan tangan yang sama yang akan segera dipaku di kayu salib, Ia menyembuhkan telinga hamba imam besar yang terluka. Kasih yang tetap utuh meski dikhianati. Marilah sejenak diam dalam perenungan yang mendalam. Kita datang ke hadapan hadirat Tuhan sebagai sumber kekuatan dan kedamaian dalam menghadapi kehidupan ini. Inilah saatnya kita kembali mengarahkan hati kepada-Nya, membiarkan Firman-Nya menerangi jalan kita, dan membangun persekutuan sebagai kekuatan untuk menjalani hari-hari ke depan. Marilah kita masuk dalam ibadah dengan hati yang, penuh kerinduan, dan siap menyembah Tuhan dengan segenap jiwa dan raga. Karena itu, dengan satu hati, mari kita memasuki Ibadah Minggu Sengsara dengan sujud menyembah kepada-Nya dan menyatukan suara untuk melantunkan madah yang indah bagi-Nya. (Pembakaran lilin sebagai simbol Minggu Sengsara)
♫ “KUMASUKI GERBANG-NYA” ♫
Kumasuki gerbang-Nya
Dengan hati bersyukur
Halaman-Nya dengan pujian
Kataku, “Hari ini harinya Tuhan”
Ku bersuka s’bab Dia girangkanku
Dia girangkanku, oh, Dia girangkanku
Ku bersuka s’bab Dia girangkanku, oh-ho
Dia girangkanku, oh, Dia girangkanku
Ku bersuka s’bab Dia girangkanku
P : Ibadah Senin pagi ini berlangsung di bawah tema “Melawan Kekerasan Tanpa Kekerasan” sebagai pengingat bahwa kita dipanggil untuk melawan berbagai bentuk kekerasan—baik fisik, verbal, struktural, maupun kekerasan seksual—tanpa membalas dengan kekerasan karena jalan Kristus bukanlah jalan balas dendam, melainkan jalan kasih, pengampunan, dan keadilan yang membawa damai.
(Jemaat berdiri)
♫ KJ 376:1 “IKUT DIKAU SAJA TUHAN” ♫
Ikut Dikau saja, Tuhan, jalan damai bagiku;
Aku s’lamat dan sentosa hanya oleh darah-Mu
Ref.:
Aku ingin ikut Dikau dan mengabdi pada-Mu:
Dalam Dikau, Jurus’lamat, ku bahagia penuh!
VOTUM DAN SALAM
P : Ibadah Keluarga Besar Civitas Akademika Unkriswina saat ini ditahbiskan dalam pengakuan bahwa pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, yang memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya, dan tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Kasih karunia dari Allah Tritunggal menyertai kita sekalian.
P&J: Amin. (Jemaat duduk)
LITANI MELAWAN KEKERASAN TANPA KEKERASAN (diiringi dengan instrumen musik rohani yang lembut)
P : Ya Tuhan yang penuh kasih, di hadapan-Mu kami datang dalam keheningan, dengan hati yang tertunduk. Kami mengingat kembali narasi yang terjadi lebih dari dua ribu tahun yang lalu, sebuah kisah yang pilu, ketika Sang Anak Manusia disiksa, diolok, dipukul, dan dihina. Ketika kekerasan dilakukan bukan hanya oleh tangan yang memukul, tetapi juga oleh lidah yang mencaci dan oleh sistem yang memilih untuk membiarkan kebenaran disalibkan. Tuhan, kami mengaku bahwa kekerasan itu belum berlalu. Ia masih hidup di sekitar kami, dalam sikap, dalam kata, dalam sistem yang tidak adil. Kami pun tak jarang menjadi bagian darinya. Ketika kami diam terhadap ketidakadilan. Ketika kami memendam kemarahan dan membalas dengan kata-kata tajam. Ketika kami lebih memilih membela ego daripada menciptakan damai. Ampunilah kami, ya Tuhan. Ajarlah kami untuk melawan kekerasan tanpa menjadi pelaku kekerasan. Ajarlah kami untuk menanggapi kebencian dengan kasih, menghadapi ketidakadilan dengan keberanian, dan menjawab luka dengan pengampunan. Tolong kami meneladani Kristus yang tidak membalas saat disakiti, tetapi tetap mengasihi bahkan dari atas kayu salib. Dalam belas kasih-Mu, kami mohon, ampuni, pulihkan, dan perbaruilah kami, agar hidup kami menjadi alat damai-Mu yang menghadirkan ruang aman bagi sesame dan memuliakan nama-Mu.
J : (♫ Menyanyi KJ 467:1 “Tuhanku, Bila Hati Kawanku” ♫)
Tuhanku, bila hati kawanku terluka oleh tingkah ujarku, dan kehendakku jadi panduku, ampunilah.
P : Ya Tuhan yang penuh kasih, di hadapan-Mu, kami berdiri dalam keheningan dan kerendahan hati. Di hadapan-Mu,
kami mengakui keterlibatan kami dalam siklus kekerasan, entah sebagai pelaku, korban, atau penonton yang diam. Kami sadar, kekerasan bukan hanya terjadi lewat pukulan atau senjata, tetapi juga lewat kata-kata yang menyakitkan, sikap yang merendahkan, dan ketidakpedulian yang membiarkan ketidakadilan terus berlangsung. Kami mengakui, ya Tuhan, bahwa seringkali kami memilih jalan yang mudah: diam saat kebenaran harus disuarakan, menjauh saat orang lain disakiti, menjaga kenyamanan sendiri tanpa memperjuangkan keadilan bagi sesama. Kami pun menyadari bahwa kami hidup dalam dunia yang terus menciptakan luka dan terkadang tanpa sadar kami ikut memperpanjang luka itu. Ampunilah kami, ya Tuhan, atas hati yang beku, atas lidah yang tajam, atas tangan yang tak terulur, atas cinta yang gagal kami wujudkan dalam tindakan nyata. Tuhan Yesus, Engkau yang memilih jalan salib, bukan jalan kekerasan; yang tetap mengasihi mereka yang memakukan-Mu. Ajar kami untuk melangkah di jalan yang sama, jalan kasih, pengampunan, dan damai. Pulihkan hati kami yang retak. Lunakkan jiwa kami yang keras. Dan perbaruilah kami agar menjadi pembawa damai yang melawan kekerasan tanpa kekerasan yang menyalakan harapan di tengah kegelapan.
J : (♫ Menyanyi KJ 467:2 “Tuhanku, Bila Hati Kawanku” ♫)
Jikalau tuturku tak semena dan aku tolak orang berkesah, pikiran dan tuturku bercela, ampunilah.
P : Ya Tuhan, betapa dunia ini menampakkan wajah yang penuh kekerasan. Luka menebar di mana-mana, jeritan tertahan dalam sunyi, dan teror kekerasan menghantui banyak kehidupan. Tidak ada lagi ruang yang benar-benar aman. Bahkan mereka yang berseragam, berdasi, bertitel tinggi, tak luput menjadi pelaku kekerasan; baik yang nyata maupun tersembunyi, baik dalam sistem, dalam kata, maupun dalam tindakan. Tuhan, kami datang kepada-Mu dengan hati yang remuk, sebab kami sadar dunia yang penuh luka ini bukan hanya karena “mereka”, tetapi juga karena “kami”; yang kadang tak peduli, yang diam, yang membenarkan kekerasan atas nama tradisi, cinta, uang, jabatan, kuasa, bahkan agama. Ampunilah kami, ya Tuhan. Kami ingin melawan kekerasan ini, bukan dengan kekerasan yang lain, tetapi dengan kasih yang Engkau ajarkan, kasih yang menolak membalas, tetapi tidak menyerah pada ketidakadilan. Kami ingin memulainya dari diri kami sendiri agar kami tidak menjadi pelaku kekerasan, baik kepada sesama manusia maupun kepada alam ciptaan-Mu atas nama apapun juga. Tuhan, jangan biarkan kami diam ketika kami menyaksikan kekerasan terjadi. Tolonglah kami untuk berani bersuara, berani berdiri bagi yang tertindas, berani menciptakan ruang aman di rumah kami, di kos kami, di tempat kerja, di kampus, di lingkungan kami, di mana pun Engkau menempatkan kami. Kami rindu agar damai sejahtera hadir, agar wajah dunia yang keras ini dihiasi kembali oleh wajah damai-Mu. Kami ingin melangkah sebagai orang-orang yang menghidupi kasih-Mu yang tidak membalas kebencian dengan kebencian, yang memilih jalan pengampunan di tengah amarah, yang menyalakan cahaya di tengah gelapnya kekerasan. Bentuklah kami menjadi pembawa damai, seperti Engkau adalah Raja Damai. Amin.
♫ KJ 422:3 “YESUS BERPESAN” ♫
Yesus berpesan: Dunia penuh banyak macam dosa,
duka dan keluh; anak masing-masing di sekitarnya,
untuk sesamamu bersinarlah!
PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN
- Doa Epiklese
- Pembacaan Alkitab: Lukas 22:47-53
- (diakhiri dengan mengatakan: “Demikianlah Firman Tuhan. Diberkatilah setiap orang yang membaca, merenungkan, dan memelihara Firman Tuhan dalam hidupnya. Haleluya.”)
- J : (♫ Menyanyi “Haleluya” ♫) Haleluya.. Haleluya.. Haleluya..
- Khotbah
DOA SYUKUR & SYAFAAT
PERSEMBAHAN
P : Jemaat yang diberkati Tuhan, saat ini kita diberi kesempatan untuk membawa persembahan kita kepada Tuhan. Persembahan ini adalah wujud komitmen kita, komitmen untuk ambil bagian dalam karya kasih Allah di dunia, komitmen untuk menghadirkan damai di tengah kekerasan, komitmen untuk memberi, sebagaimana kita telah lebih dahulu menerima begitu banyak dari-Nya. Mari kita memberi bukan karena terpaksa, tetapi dengan hati yang rela dan penuh syukur, sebab Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
♫ “AKU DIBERKATI” ♫
Aku diberkati sepanjang hidupku diberkati
Bila bangun pagi hari siang berganti malam
aku diberkati
Aku diberkati sepanjang hidupku diberkati
Bila bangun pagi hari siang berganti malam
aku diberkati
Di berkatilah orang yang mengandalkan Tuhan
Di berkatilah orang yang mengandalkan Tuhan
Di berkatilah orang yang mengandalkan Tuhan
yang menaruh harapnya hanya kepada Tuhan
PENGUTUSAN DAN BERKAT
(Jemaat berdiri)
P : Jemaat yang dikasihi Tuhan, kita diutus untuk menjadi pembawa damai di tengah dunia yang penuh luka. Untuk melawan kekerasan, bukan dengan kebencian, melainkan dengan kasih yang sabar, pengampunan yang tulus, dan keberanian untuk berdiri bagi kebenaran. Mari kita pulang dengan hati yang terbakar oleh kasih Kristus dengan tangan yang siap merangkul, bukan memukul, dengan langkah yang menciptakan ruang aman di mana pun kita berada; di rumah, di tempat kerja, di lingkungan, dan di dunia ini. Jadilah terang bagi dunia yang gelap, jadilah garam bagi dunia yang hambar, dan jadilah wajah Kristus yang hidup, di tengah dunia yang merindukan damai. Untuk itu, arahkanlah hatimu dan terimalah berkat Tuhan. “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah Bapa dalam persekutuan dengan Roh Kudus akan senantiasa menuntun, meneguhkan, dan menyertaimu dari sekarang sampai selama-lamanya.”
J : (♫ Menyanyi “Amin” ♫) Amin.. Amin.. Amin..
♫ KJ 338:1,4 ”MARILAH, MARILAH, HAI SAUDARA” ♫
Ref.:
Marilah, marilah, hai saudara,
menyebarkan terang dunia!
Banyak orang kemalangan menderita,
diliputi kegelapan kemelut.
Ref.:
Tuhan Allah mengasihi dunia ini,
Yesus Kristus menerangi yang gelap.
Ref.:
TIM PELAYANAN KAMPUS MENGUCAPKAN, “SELAMAT MENYONGSONG PASKAH,
TUHAN BESERTA KITA SELALU!”
PUSAT PELAYANAN KEROHANIAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA SUMBA
Jl. R. Suprapto No. 35, Waingapu 87113, Sumba Timur – NTT
Telp. (0387) 62392-93, 2564146; fax. (0387) 62644; e-mail: kerohanian@unkriswina.ac.id