“MENCINTAI DIRI UNTUK MENCINTAI SESAMA”
PERSIAPAN IBADAH
- Pelayan mempersiapkan diri dan berdoa bersama.
- Civitas akademika mengambil saat teduh dan mempersiapkan diri untuk beribadah kepada Tuhan.
PANGGILAN BERIBADAH (diiringi dengan instrumen musik rohani yang lembut)
P : Saudara-saudari yang terkasih di dalam Kristus, terpujilah Tuhan yang telah memberi kita kehidupan dan yang mencintai kita dengan cinta-Nya yang besar dan tulus. Betapa besar kasih-Nya yang telah dicurahkan dalam hidup kita. Bahkan ketika kita masih berdosa, Dia telah mengutus Anak-Nya Yesus Kristus untuk menebus kita. Kasih-Nya tidak pernah berkesudahan, setia dari generasi ke generasi dan baru setiap pagi dalam hidup kita. Saat ini berkumpul untuk memberikan pujian, syukur, dan sembah kepada Bapa yang begitu mencintai kita. Marilah kita masuk ke dalam hadirat- Nya dengan hati yang penuh syukur dan sukacita. Karena itu, marilah kita sujud menyembah kepada-Nya dengan menyatukan suara untuk melantunkan madah yang indah bagi-Nya.
♫ KJ 64:1,2 “BILA KULIHAT BINTANG GEMERLAPAN” ♫
Bila kulihat bintang gemerlapan dan bunyi guruh riuh kudengar,
ya Tuhanku, tak putus aku heran melihat ciptaan-Mu yang besar.
Ref.:
Maka jiwaku pun memuji-Mu:
“Sungguh besar Kau, Allahku!”
Maka jiwaku pun memuji-Mu:
“Sungguh besar Kau, Allahku!”
Ya Tuhanku, pabila kurenungkan pemberian-Mu dalam Penebus,
‘ku tertegun: bagiku dicurahkan oleh Putra-Mu darah-Nya kudus.
Ref.:
P : Ibadah Senin pagi ini berlangsung di bawah tema “Mencintai Diri untuk Mencintai Sesama” sebagai pengingat agar kita mencintai diri kita dan sesama sebagai bukti kita mencintai Tuhan yang telah mengasihi kita.
(Jemaat berdiri)
♫ KJ 355:1,3 “YESUS MEMANGGIL” ♫
Yesus memanggil, “Mari seg’ra!” Ikutlah jalan s’lamat baka;
jangan sesat dengar sabda-Nya, “Hai marilah seg’ra!”
Ref.:
Sungguh, nanti kita ‘kan senang, bebas dosa, hati pun tent’ram
bersama Yesus dalam terang di rumah yang kekal.
Jangan kaulupa, Ia serta;p’rintah kasih-Nya patuhilah.
Mari dengar lembut suara-Nya, “Anak-Ku, datanglah!”
Ref.:
VOTUM DAN SALAM
P : Ibadah Keluarga Besar Civitas Akademika Unkriswina saat ini ditahbiskan dalam pengakuan bahwa pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, yang memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya, dan tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Kasih karunia dari Allah Tritunggal menyertai kita sekalian.
P&J: Amin. (Jemaat duduk)
LITANI MENCINTAI DIRI UNTUK MENCINTAI SESAMA (diiringi dengan instrumen musik rohani yang lembut)
P : Ya Tuhan yang penuh kasih, kami datang ke hadirat-Mu dengan rendah hati mengakui segala dosa kami. Firman-Mu mengajarkan kami untuk mengasihi sesama seperti diri kami sendiri, tetapi sering kali kami gagal melakukannya. Ampuni kami yang seringkali meremehkan dan tidak menghargai diri sendiri, sehingga sulit bagi kami untuk sungguh- sungguh mengasihi sesama. Terlalu keras menghakimi diri sendiri; yang membuat kami juga mudah menghakimi orang lain. Tidak menjaga dan merawat diri dengan baik, sehingga mengurangi kemampuan kami untuk melayani sesama. Membandingkan diri dengan orang lain, hingga menimbulkan iri hati dan sulit bersyukur. Ya Tuhan, pulihkanlah kami. Ajari kami untuk melihat diri kami sebagaimana Engkau melihat kami—sebagai ciptaan yang berharga; menerima pengampunan dan kasih-Mu yang sempurna; mengasihi diri dengan sehat sebagai dasar mengasihi sesama dan menghargai keunikan yang Engkau berikan pada setiap orang. Tolong kami untuk memahami bahwa mengasihi diri bukanlah keegoisannya, melainkan fondasi untuk dapat mengasihi sesama dengan lebih baik. Berikan kami hikmat untuk menyeimbangkan kasih pada diri dan sesama sesuai kehendak-Mu.
J : (♫ Menyanyi KJ 42 “Tuhan, Kasihani” ♫)
Tuhan, kasihani. Kristus, kasihani. Tuhan, kasihani kami.
P : Ya Bapa Maha Pengasih, betapa sering kami tidak menerima diri kami. Kami begitu keras terhadap diri kami. Terkadang kami mengorbankan diri kami bahkan tidak peduli terhadap diri kami. Kami sering kali terjebak dalam pikiran-pikiran negatif, mengkritik penampilan kami, kemampuan kami, dan kelemahan kami. Kami membandingkan diri dengan orang lain dan selalu merasa tidak cukup baik. Ya Bapa, kami mengabaikan kesehatan kami dengan bekerja terlalu keras, kurang istirahat, dan tidak menjaga pola hidup yang sehat. Kami menganggap hal ini sebagai pengorbanan, padahal ini adalah bentuk ketidakpedulian terhadap tubuh yang Engkau berikan. Kami sering menolak pujian dan apresiasi dari orang lain. Kami kesulitan menerima kasih sayang dan kebaikan, karena merasa tidak layak menerimanya. Kami bahkan sulit mengucap syukur atas berkat-berkat yang Engkau berikan. Akibatnya, Tuhan, kami juga kesulitan untuk sungguh-sungguh mengasihi sesama. Bagaimana kami bisa memberi kasih yang tulus jika kami sendiri hampa? Bagaimana kami bisa menghargai orang lain jika kami tidak menghargai diri sendiri? Ampuni kami, Tuhan, yang telah menyia-nyiakan anugerah-Mu. Ampuni kami yang tidak menghargai diri kami sebagai ciptaan-Mu
yang berharga. Tolong kami untuk belajar menerima dan mengasihi diri kami, agar kami juga dapat mengasihi sesama dengan lebih baik. Pulihkan kami dari luka-luka batin dan pikiran-pikiran negatif. Ajar kami untuk melihat diri kami melalui mata kasih-Mu. Berikan kami hikmat untuk menjaga keseimbangan antara mengasihi diri dan mengasihi sesama.
J : (♫ Menyanyi KJ 42 “Tuhan, Kasihani” ♫)
Tuhan, kasihani. Kristus, kasihani. Tuhan, kasihani kami.
P : Ya Tuhan, di bulan kasih sayang ini, kami ingin memaknainya dengan sungguh-sungguh. Kami ingin mencintai diri kami sebagaimana Engkau mencintai kami. Kami ingin mencintai tubuh kami, merawat semua yang Engkau anugerahkan kepada kami, agar kami dapat mencintai orang lain. Jangan biarkan kami melukai diri kami dan sesama, ajarlah kami mencintai dengan tulus. Ya Bapa, kami mengaku sering kali gagal menghargai anugerah kehidupan yang Engkau berikan. Ya Bapa, kami mengaku sering kali abai terhadap kesehatan kami. Kami mengabaikan waktu istirahat yang cukup, tidak menjaga pola makan yang sehat, dan kurang berolahraga. Kami terlalu sibuk dengan aktivitas hingga lupa merawat tubuh yang Engkau percayakan. Kami juga sering merusak tubuh kami dengan berbagai kebiasaan buruk: merokok, minum minuman keras, begadang berlebihan, dan gaya hidup yang tidak sehat. Kami lupa bahwa tubuh kami adalah bait Roh Kudus yang seharusnya kami jaga dengan penuh tanggung jawab. Ampuni kami Tuhan, yang sering mengeluh tentang kekurangan fisik sehingga kami lupa bersyukur atas keunikan yang Engkau berikan. Kami mengkritik bentuk tubuh kami, warna kulit kami, dan hal-hal yang tidak dapat kami ubah, padahal semua itu adalah anugerah-Mu yang sempurna. Kami juga mengaku sering melukai sesama karena ketidakmampuan kami mencintai diri sendiri. Kami menjadi sensitif, mudah tersinggung, dan sulit memberi maaf. Kami mencari-cari kesalahan orang lain untuk menutupi ketidakamanan kami. Kami menuntut kesempurnaan dari orang lain padahal kami sendiri tidak sempurna. Pada hari ini, kami berkomitmen untuk menjaga kesehatan dengan pola hidup yang lebih baik, bersyukur atas setiap bagian tubuh yang berfungsi dengan baik, merawat diri secara fisik dan mental sebagai wujud syukur, menghargai keunikan yang Engkau berikan pada setiap orang, serta menjadikan tubuh kami alat untuk melayani-Mu dan sesama. Tolong kami, Tuhan, untuk mencintai diri kami dengan seimbang, tidak berlebihan menjadi kesombongan, tidak pula berkekurangan menjadi pengabaian. Berikan kami hikmat untuk merawat tubuh dan jiwa kami, agar kami dapat menjadi berkat bagi sesama. Ajar kami untuk melihat keindahan dalam setiap ciptaan-Mu, termasuk diri kami sendiri. Bantu kami memahami bahwa ketika kami menghargai dan merawat diri, itu adalah bentuk ucapan syukur kepada-Mu dan langkah awal untuk dapat mengasihi sesama dengan lebih baik. Dan dengan bekal cinta yang sehat pada diri sendiri, kami berkomitmen untuk melihat kebaikan dalam diri setiap orang, lebih sabar dan pengertian menghadapi kekurangan orang lain, memberi dukungan dan dorongan positif kepada sesama, menunjukkan kasih melalui perkataan dan perbuatan yang membangun, serta mendoakan kebaikan bagi mereka yang menyakiti kami. Ya Tuhan, kami percaya dengan kasih-Mu yang sempurna, Engkau akan menolong kami mengasihi diri dan sesama dengan lebih baik. Berikan kami kekuatan untuk menjalankan komitmen ini. Jadikan kami saluran kasih-Mu bagi dunia. Amin.
♫ “JIWAKU HAUS AKAN KASIH-MU” ♫
Jiwaku haus, haus akan kasih-Mu Jiwaku rindu, rindu akan cinta-Mu Siramilah taman hatiku yang kering ini Agar cinta-Mu bersemi di hatiku
Oh Yesus kekasihku hanyalah Kau Nama-Mu kan kuukir di hatiku Seumur hidupku hanya bagi-Mu Yesus Ku mau setia setia selamanya
PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN
- Doa Epiklese
- Pembacaan Alkitab: Matius 22:39
- (diakhiri dengan mengatakan: “Demikianlah Firman Tuhan. Diberkatilah setiap orang yang membaca, merenungkan, dan memelihara Firman Tuhan dalam hidupnya. Haleluya.”)
- J : (♫ Menyanyi “Haleluya” ♫) Haleluya.. Haleluya.. Haleluya..
- Pujian dari Ibu Lusia
- Khotbah
- Pujian dari Ibu Desy
DOA SYUKUR & SYAFAAT PERSEMBAHAN
P : Jemaat yang diberkati Tuhan, marilah kita membawa persembahan kepada Tuhan sebagai ungkapan syukur atas kasih
dan pemeliharaan-Nya dalam hidup kita. Persembahan yang kita bawa bukanlah sekadar ritual, melainkan wujud nyata dari hati yang bersyukur dan pengakuan bahwa segala yang kita miliki berasal dari Tuhan. Mari kita membawa persembahan dengan sukacita, sambil mengingat betapa besar berkat yang telah Tuhan limpahkan dalam hidup kita.
♫ “SUNGGUH KUBANGGA BAPA” ♫
Sungguh kubangga Bapa Punya Allah seperti Engkau
Sungguh kubangga Yesus Atas sgala pengorbanan-Mu
Tak ingin aku hidup Lepas dari kasih-Mu
Kasih-Mu menyelamatkan Dan b’riku pengharapan
Kini kupersembahkan apa yang aku miliki
Memang tiada berarti bila dibanding dengan kasih-Mu
Namun kuingin memb’ri dengan sukacita di hati
Karena kutahu ini menyenangkan hati-Mu
PENGUTUSAN DAN BERKAT (Jemaat berdiri)
P : Jemaat yang dikasihi Tuhan, kita akan mengakhiri ibadah hari ini dengan tema mencintai diri untuk mencintai sesama. Kiranya Firman Tuhan yang telah kita dengar dapat menjadi pengingat bahwa mengasihi diri dengan sehat adalah langkah awal untuk dapat mengasihi sesama dengan tulus. Mari kita bawa pesan ini dalam kehidupan sehari-hari bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus yang perlu kita rawat dan hargai, bukan untuk kesombongan, melainkan agar kita dapat menjadi saluran berkat bagi sesama. Untuk itu, arahkanlah hatimu dan terimalah berkat Tuhan. “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah Bapa dalam persekutuan dengan Roh Kudus akan senantiasa menuntun, meneguhkan, dan menyertaimu dari sekarang sampai selama-lamanya.”
J : (♫ Menyanyi “Amin” ♫) Amin.. Amin.. Amin..
♫ KJ 426:1,3 ”KITA HARUS MEMBAWA BERITA” ♫
Kita harus membawa berita pada dunia dalam gelap
tentang kebenaran dan kasih dan damai yang menetap,
dan damai yang menetap.
Ref.:
Kar’na g’lap jadi remang pagi, dan remang jadi siang t’rang.
Kuasa Kristus ‘kan nyatalah, rahmani dan cemerlang.
Kita harus membawa berita: Allah itu kasih belas.
Dib’rikan Put’ra tunggal-Nya, supaya kita lepas,
supaya kita lepas.
Ref.:
TIM PELAYANAN KAMPUS MENGUCAPKAN,
“SELAMAT MENGASIHI, TUHAN SANG CINTA MERENGKUH KITA!”
PUSAT PELAYANAN KEROHANIAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA SUMBA
Jl. R. Suprapto No. 35, Waingapu 87113, Sumba Timur – NTT
Telp. (0387) 62392-93, 2564146; fax. (0387) 62644; e-mail: kerohanian@unkriswina.ac.id